Asus Eee Pad Transformer akan jadi salah satu tablet yang pertama -- jika bukan yang paling pertama -- yang menghadirkan tablet dengan sistem operasi Android Honeycomb di Indonesia.
Sebelum membahas lebih lanjut soal perangkat tersebut, mari intip dulu seperti apa Honeycomb.
Sejak layar pertama, Honeycomb segera menunjukkan perbedaannya dengan 'kakak'-nya. OS Android paling bungsu ini hadir dengan layout khas tablet.
Secara umum, layar utama Honeycomb terbagi atas tiga wilayah: system bar, action bar dan layar utama.
Sebelum membahas lebih lanjut soal perangkat tersebut, mari intip dulu seperti apa Honeycomb.
Sejak layar pertama, Honeycomb segera menunjukkan perbedaannya dengan 'kakak'-nya. OS Android paling bungsu ini hadir dengan layout khas tablet.
Secara umum, layar utama Honeycomb terbagi atas tiga wilayah: system bar, action bar dan layar utama.
Android Honeycomb |
System Bar
System bar merupakan wilayah di bagian bawah layar yang mencakup tombol utama, notifikasi dan status.
Tombol utama yang dimaksud adalah Back, Home dan Recent Apps. Pengguna ponsel Android
tentu sudah akrab dengan tombol Back dan Home, masing-masing berguna
untuk 'kembali ke layar sebelumnya' (back) dan menampilkan Home Screen.
Nah, Recent Apps adalah tombol
baru di Honeycomb yang berguna untuk menampilkan beberapa aplikasi yang
baru saja diakses pengguna. Jika disentuh (tap) akan muncul lima
aplikasi yang terakhir dibuka, lengkap dengan nama dan thumbnail
tampilan terakhirnya.
Di sisi kanan System Bar adalah
lokasi untuk notifikasi dan status. Tak lepas dari bagian ini adalah
tampilan jam. Kemudian ada status baterai dan konektivitas (misalnya,
WiFi, Bluetooth atau lainnya).
Notifikasi lain yang juga muncul
adalah yang terkait dengan aplikasi. Misalnya, jika judul pesan baru
yang masuk ke Gmail, akan dimunculkan di sana. Area ini juga akan
menampilkan hal-hal seperti status download aplikasi dari Android
Market.
Action Bar
Action bar berada di bagian
atas layar dan bersifat tembus pandang. Di Home Screen, bagian ini
menampilkan Google Search (lengkap dengan tombol Voice Search), tombol
Apps (untuk menampilkan daftar aplikasi) serta tombol + untuk mengatur
tampilan Home Screen.
Pada saat menjalankan aplikasi Android, area ini bisa jadi akan menampilkan menu sesuai konteks aplikasi yang sedang dijalankan.
Pada browser bawaan, Area ini
menjadi tempat tab dan menu. Di Market, area ini bisa berisi kotak
pencarian, shortcut ke My Apps hingga kategori Apps yang sedang dilihat.
Home Screen
Bagian utama Honeycomb tentu
adalah layar besarnya. Tampilan Honeycomb terasa lebih lega dibandingkan
Android sebelumnya. Selain faktor layar Asus Transformer, ini karena
resolusi yang didukung oleh 'sarang madu' ini memang lebih besar.
Home Screen di Honeycomb bisa
diisi oleh berbagai Widget maupun shortcut ke aplikasi. Pengaturannya
berdasarkan grid, sehingga tampak lebih rapih.
Fitur lain yang menarik di
Android adalah Live Wallpaper. Di Honeycomb, Live Wallpaper juga
tersedia dengan efek yang makin memanjakan mata.
Live Wallpaper yang sempat
dijajal pada Asus Transformer ini adalah Maps dan My Water. Maps akan
menampilkan peta lokasi pengguna dengan data dari Google Maps.
Sedangkan My Water akan
menampilkan permukaan air dengan bongkahan es mengapung di atasnya.
Permukaan air itu akan miring sesuai posisi tablet, sedangkan ketinggian
permukaan air mencerminkan status baterai perangkat.
Untuk mengatur Widget, Shortcut,
Wallpaper dan lainnya pengguna bisa menyentuh tombol + di kanan atas
Home Screen atau menyentuh area kosong Home Screen untuk waktu agak
lama.
Aplikasi
Android Market: Salah satu
aplikasi yang paling signifikan perubahannya adalah Android Market. Kali
ini tampilannya dilengkapi dengan layar utama yang menunjukkan beberapa
aplikasi pilihan di bagian atas.
Satu hal yang menarik dari
Market itu adalah adanya label harga dalam Rupiah. Secara otomatis
Android Market akan menampilkan perkiraan harga sebuah aplikasi dalam
Rupiah.
Browser: Seperti sudah sempat
disinggung, browser Honeycomb memiliki tampilan multi-tab. Beberapa
fiturnya termasuk 'Incognito' alias browsing tanpa tercatat sejarahnya.
Karena terbilang masih baru,
belum terlalu banyak aplikasi untuk Honeycomb yang tersedia. Beberapa
aplikasi cukup mampu memenuhi layar, termasuk seri game Angry Birds yang
populer itu.
Namun cukup banyak aplikasi yang
terasa janggal karena tidak mendukung resolusi layar besar. Hal ini
mengakibatkan aplikasi tampak sebagai sebuah kotak kecil di tengah /
tepi layar hitam.
Tapi tak perlu khawatir, masalah
itu toh akan teratasi apabila semakin banyak developer yang
mengembangkan aplikasi untuk Honeycomb.
Kesimpulan
Meski waktu mencicipi Honeycomb
relatif singkat, kesan dari penggunaan ini sudah cukup untuk
menyimpulkan bahwa tablet Android apapun yang akan masuk ke pasaran
minimal harus menggunakan OS Android Honeycomb.
Dari sisi tampilan, fitur dan
kenyamanan Honeycomb nampak sebagai OS yang ideal. Tentunya harus
didukung oleh kemampuan hardware yang cakap, satu hal yang telah
dipenuhi oleh Asus Transformer.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment